Selasa, 16 Juni 2009

Teori Ketergantungan (Dependency Theory)


Teori ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur. Seperti teori uses and gratifications, pendekatan ini juga menolak asumsi kausal dari awal hipotesis penguatan. Untuk mengatasi kelemahan ini, pengarang ini mengambil suatu pendekatan sistem yang lebih jauh. Di dalam model mereka mereka mengusulkan suatu relasi yang bersifat integral antara pendengar, media. dan sistem sosial yang lebih besar.Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh teori uses and gratifications, teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua media. Lalu apa yang sebenarnya melandasi ketergantungan khalayak terhadap media massa ?
Ada dua jawaban mengenai hal ini. Pertama, khalayak akan menjadi lebih tergantung terhadap media yang telah memenuhi berbagai kebutuhan khalayak bersangkutan dibanding pada media yang menyediakan hanya beberapa kebutuhan saja. Jika misalnya, Anda mengikuti perkembangan persaingan antara Manchester United, Arsenal dan Chelsea secara serius, Anda mungkin akan menjadi tergantung pada tayangan langsung Liga Inggris di TV 7. Sedangkan orang lain yang lebih tertarik Liga Spanyol dan tidak tertarik akan Liga Inggris mungkin akan tidak mengetahui bahwa situs TV 7 berkaitan Liga Inggris telah di up date, atau tidak melihat pemberitaan Liga Inggris di Harian Kompas.
Sumber ketergantungan yang kedua adalah kondisi sosial. Model ini menunjukkan sistem media dan institusi sosial itu saling berhubungan dengan khalayak dalam menciptakan kebutuhan dan minat. Pada gilirannya hal ini akan mempengaruhi khalayak untuk memilih berbagai media, sehingga bukan sumber media massa yang menciptakan ketergantungan, melainkan kondisi sosial.Untuk mengukur efek yang ditimbulkan media massa terhadap khalayak, ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu riset eksperimen, survey dan riset etnografi.

Teori Pengharapan Nilai (The Expectacy-Value Theory)


Phillip Palmgreen berusaha mengatasi kurangnya unsur kelekatan yang ada di dalam teori uses and gratification dengan menciptakan suatu teori yang disebutnya sebagai expectance-value theory (teori pengharapan nilai).Dalam kerangka pemikiran teori ini, kepuasan yang Anda cari dari media ditentukan oleh sikap Anda terhadap media –kepercayaan Anda tentang apa yang suatu medium dapat berikan kepada Anda dan evaluasi Anda tentang bahan tersebut. Sebagai contoh, jika Anda percaya bahwa situated comedy (sitcoms), seperti Bajaj Bajuri menyediakan hiburan dan Anda senang dihibur, Anda akan mencari kepuasan terhadap kebutuhan hiburan Anda dengan menyaksikan sitcoms. Jika, pada sisi lain, Anda percaya bahwa sitcoms menyediakan suatu pandangan hidup yang tak realistis dan Anda tidak menyukai hal seperti ini Anda akan menghindari untuk melihatnya.

Uses, Gratifications and Depedency


Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan serimg diguankan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah uses and gratifications. Pendekatan uses and gratifications menekankan riset komunikasi massa pada konsumen pesan atau komunikasi dan tidak begitu memperhatikan mengenai pesannya. Kajian yang dilakukan dalam ranah uses and gratifications mencoba untuk menjawab pertanyan : “Mengapa orang menggunakan media dan apa yang mereka gunakan untuk media?” (McQuail, 2002 : 388). Di sini sikap dasarnya diringkas sebagai berikut :
Studi pengaruh yang klasik pada mulanya mempunyai anggapan bahwa konsumen media, bukannya pesan media, sebagai titik awal kajian dalam komunikasi massa. Dalam kajian ini yang diteliti adalah perilaku komunikasi khalayak dalam relasinya dengan pengalaman langsungnya dengan media massa. Khalayak diasumsikan sebagai bagian dari khalayak yang aktif dalam memanfaatkan muatan media, bukannya secara pasif saat mengkonsumsi media massa(Rubin dalam Littlejohn, 1996 : 345).
Di sini khalayak diasumsikan sebagai aktif dan diarahkan oleh tujuan. Anggota khalayak dianggap memiliki tanggung jawab sendiri dalam mengadakan pemilihan terhadap media massa untuk mengetahui kebutuhannya, memenuhi kebutuhannya dan bagaimana cara memenuhinya. Media massa dianggap sebagai hanya sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan individu dan individu boleh memenuhi kebutuhan mereka melalui media massa atau dengan suatu cara lain. Riset yang dilakukan dengan pendekatan ini pertama kali dilakukan pada tahun 1940-an oleh Paul Lazarfeld yang meneliti alasan masyarakat terhadap acara radio berupa opera sabun dan kuis serta alasan mereka membaca berita di surat kabar (McQuail, 2002 : 387). Kebanyakan perempuan yang mendengarkan opera sabun di radio beralasan bahwa dengan mendengarkan opera sabun mereka dapat memperoleh gambaran ibu rumah tangga dan istri yang ideal atau dengan mendengarkan opera sabun mereka merasa dapat melepas segala emosi yang mereka miliki. Sedangkan para pembaca surat kabar beralasan bahwa dengan membeca surat kabar mereka selain mendapat informasi yang berguna, mereka juga mendapatkan rasa aman, saling berbagai informasi dan rutinitas keseharian (McQuail, 2002 : 387).
Riset yang lebih mutakhir dilakukan oleh Dennis McQuail dan kawan-kawan dan mereka menemukan empat tipologi motivasi khalayak yang terangkum dalam skema media – persons interactions sebagai berikut :Diversion, yaitu melepaskan diri dari rutinitas dan masalah; sarana pelepasan emosiPersonal relationships, yaitu persahabatan; kegunaan sosialPersonal identity, yaitu referensi diri; eksplorasi realitas; penguatan nilaiSurveillance (bentuk-bentuk pencarian informasi) (McQuail, 2002 : 388).Seperti yang telah kita diskusikan di atas, uses and gratifications merupakan suatu gagasan menarik, tetapi pendekatan ini tidak mampu melakukan eksplorasi terhadap berbagai hal secara lebih mendalam. Untuk itu mari sekarang kita mendiskusikan beberapa perluasan dari pendekatan yang dilakukan dengan teori uses and gratifications.

Teori Pengaruh Tradisi (The Effect Tradition)


Teori pengaruh komunikasi massa dalam perkembangannya telah mengalami perubahan yang kelihatan berliku-liku dalam abad ini. Dari awalnya, para peneliti percaya pada teori pengaruh komunikasi “peluru ajaib” (bullet theory) Individu-individu dipercaya sebagai dipengaruhi langsung dan secara besar oleh pesan media, karena media dianggap berkuasa dalam membentuk opini publik. Menurut model ini, jika Anda melihat iklan Close Up maka setelah menonton iklan Close Up maka Anda seharusnya mencoba Close Up saat menggosok gigi.Kemudian pada tahun 50-an, ketika aliran hipotesis dua langkah (two step flow) menjadi populer, media pengaruh dianggap sebagai sesuatu yang memiliki pengaruh yang minimal. Misalnya iklan Close Up dipercaya tidak akan secara langsung mempengaruhi banyak orang-orang untuk mencobanya. Kemudian dalam 1960-an, berkembang wacana baru yang mendukung minimalnya pengaruh media massa, yaitu bahwa pengaruh media massa juga ditengahi oleh variabel lain. Suatu kekuatan dari iklan Close Up secara komersil atau tidak untuk mampu mempengaruhi khalayak agar mengkonsumsinya, tergantung pada variabel lain. Sehingga pada saat itu pengaruh media dianggap terbatas (limited-effects model).
Sekarang setelah riset di tahun 1970-an dan 1980-an, banyak ilmuwan komunikasi sudah kembali ke powerful-effects model, di mana media dianggap memiliki pengaruh yang kuat, terutama media televisi.Ahli komunikasi massa yang sangat mendukung keberadaan teori mengenai pengaruh kuat yang ditimbulkan oleh media massa adalah Noelle-Neumann melalui pandangannya mengenai gelombang kebisuan.

TEORI KOMUNIKASI MASSA


Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (Surat Kabar, Majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat.

Teori Dasar Fotografi


Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna, terang dan gelap. Cara anda menata komposisi dalam jendela bidik akan diinterprestasikan kemudian setelah foto anda tersebut dicetak. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact- sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto anda. Dengan demikian anda perlu menata sedemikian rupa agar tujuan anda tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatumengejutkan, beda, eksentrik. Dalam komposisi klasik selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian. Hal ini terjadi karena penataan posisi, subordinasi, kontras cahaya atau intensitas subjek dibandingkan sekitarnya atau pengaturan sedemikian rupa yang membentuk arah yang membawa perhatian pengamat pada satu titik.
Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik memiliki proporsi yang menyenangkan. Ada keseimbangan antara gelap dan terang, antara bentuk padat dan ruang terbuka atau warna-warna cerah dengan warna-warna redup. Pada kesempatan-kesempatan tertentu, bila dibutuhkan mungkin anda akan membutuhkan komposisi anda seluruhnya simetris. Seringkali gambar yang anda buat lebih dinamis dan secara visual lebih menarik bila anda menempatkan subjek ditengah. Anda harus menghindari sebuah garis pembagi biarpun itu vertikal.
Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis diperlukan juga kehadiran irama. Irama ini terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali sebuah objek yang berukuran kecil. Kehadiran irama dalam gambar mengesankan adanya suatu gerakan.
Garis Fotografer yang baik kerap menggunakan garis pada karya-karya mereka untuk membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis juga dapat menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.
Shape Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto menarik perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual. Shape adalah salah satunya. Kita umumnya menganggap shape sebagai outline yang tercipta karena sebuah shape terbentuk, pada intinya, subjek foto, gambar dianggap memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak. Untuk membuat shape menonjol, anda harus mampu memisahkan shape tersebut dari lingkungan sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai. Untuk membuat kontras kuat antara shape dan sekitarnya yang membentuk shape tersebut. Kontras ini dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang atau perbedaan warna. Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika masuk kedalam sebuah pemandangan yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat meng-crop salah satu shape untuk memperkuat kualitas gambar.
Form Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan objek, masih diperlukan form untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting untuk menciptakan kesan kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari bentukan cahaya dan tone yang kemudian membentuk garis-garis dari sebuah objek. Faktor penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah dan kualitas cahaya yang mengenai objek tersebut.
Tekstur Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah bentuk kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan memberikan realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi ke subyek anda. Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur yang dapat ditemukan bila kita mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa yang kita lihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai daun. Ada pula saat dimana kita harus mundur karena subyek yang kita tuju adalah pemandangan yang sangat luas. Tekstur juga muncul ketika cahaya menerpa sebuah permukaan dengan sudut rendah, membentuk bayangan yang sama dalam area tertentu. Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat mengkomunikasikan sedemikian rupa sehingga pengamat foto seolah dapat merasakan permukaan tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi dan nampak melebar hingga keluar batas gambar.
Patterns Pattern yang berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah elemen visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama. Keberadaan pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan harmoni dalam gambar. Tapi, terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah menemukan variasi yang mampu menangkap perhatian pemerhati. Pattern biasanya paling baik diungkapkan dengan merata. Walaupun pencahayaan dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar cenderung kurang kesan kedalamannya dan memungkinkan sesuatu yang berulangkali menjadi menonjol.
Dengan mempelajari prinsip-prinsip komposisi di atas, berikut ini adalah beberapa jenis yang dapat anda gunakan :
Rule of thirds Bayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan buah empat persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar. Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-sudut persegi panjang pusat akan mendapat daya tarik maksimum.
Format : Horizon atau Vertikal Proporsi empat persegi panjang pada viewinder memungkinkan kita untuk melakukan pemotretan dalam format landscape/horizontal atau vertikal/portrait. Perbedaan pengambilan format dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir. Lihatlah pada jendela bidik secara horizontal maupun vertikal dan tentukan keputusan kreatif untuk hasil terbaik.
Keep it simple Dalam beberapa keadaan, pilihan terbaik adalah keep it simple. Sangat sulit bagi orang yang melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik yang menarik perhatian. Umumnya makin �ramai� sebuah gambar, makin kurang menarik gambar itu. Cobalah berkonsentrasi pada satu titik perhatian dan maksimalkan daya tariknya.
Picture scale Sebuah gambar yang nampak biasa namun menjadi menarik karena ada sebuah titik kecil yang menarik perhatian. Dengan pemotretan landscape atau monument, kembangkan daya tarik pemotretan dengan menambahkan obyek yang diketahui besarnya sebagai titik perhatian untuk memberikan kesan perbandingan skala.
Horizons Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat mengubah pemandangan gambar secara radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit akan memberikan kesan polos terbuka dan lebar tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian atas gambar, akan timbul kesan penuh.
Leading lines Garis yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar atau melintas gambar. Umumnya garis-garis ini berbentuk : Garis-garis yang terlihat secara fisik misalnya marka jalan atau tidak terlihat secara langsung misalnya bayangan, refleksi.
Be different Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain pendekatan dari depan dan memotret paralel ke tanah. Bergerak mendekat dari yang diduga seringkali menghasilkan efek yang menarik.
Colour Membuat bagian dari gambar menonjol dari background. Cara utama untuk memperoleh hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau nadanya berbeda secara radikal dengan background.
Framing Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuh frame dengan subyek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih panjang atau bergerak mendekati subyek.
Shooting position Ketika kita merasa jenuh dengan komposisi yang itu-itu saja, cobalah meurbah sudut pandang sepenuhnya. Misalnya posisi duduk ke posisi berdiri atau pengambilan bidikan dari atas atau bawah dari subyek.
Number of subject Pemotretan dengan banyak subyek yang relatif seragam, kurang menarik dari pandangan komposisi. Temukanlah salah satu subyek yang �berbeda� diantara sekian banyak subyek tersebut. Berbeda diartikan berbeda gerakan, bentuk dan warna.

Dasar-dasar Penulisan Resensi

Ini utang posting yang sudah cukup lama. Saya masih menimbang untukmenuliskannya, tapi hingga kini masih banyak yang menanyakan caramenulis resensi. Mudah-mudahan berguna.Peringatan: ini benar-benar dasar dan bukan format baku untukdikirimkan ke media cetak.Elemen yang paling mutlak ialah informasi seputar buku yang diulas.Judul, Sub judul bila ada, judul asli apabila merupakan karyaterjemahan, penulis, penerjemah, penerbit, tebal halaman, dan cetakanbuku tersebut.Karena ini merupakan ulasan bebas (misalnya untuk blog), maka kitaboleh menambahkan unsur lain sesuka hati. Sebut saja penyunting. Sayatidak selalu mencantumkannya, terkecuali berkaitan dengan ulasan yangsaya tulis. Boleh juga kita menyertakan nama ilustrator. Beberapa bukuyang saya baca bahkan menampilkan nama proofreader dan editorpenyelia. Saat menyimak data-data seperti ini, kita akan menemukankeragaman yang menarik. Penerbit tertentu cukup menyebut editor saja,ada juga yang menggunakan kata 'penyerasi naskah' atau 'penyelaras'.Baru-baru ini saya mendapati istilah 'penata aksara' namun belummemahami tugasnya.Saya pribadi memandang perlu menyebutkan penyunting kala mengulas bukuterjemahan karena ingin memperhatikan kekompakan kerja antarapenerjemah (kadang-kadang disebut juga alih bahasa) dengan penyunting.Apabila penerbitnya relatif belum dikenal, bisa disebutkan kotanyajuga.Yang perlu dicermati ialah data penerbitan. Ada yang lengkapmenyebutkan cetakan kesekian, bahkan secara kronologis (misalnyaCetakan I: Januari 2007, cetakan 2: Februari 2007). Tetapi ada yanghanya mencantumkan tahun. Ini membingungkan jika buku tersebut sudahlama diterbitkan dan kita baru membaca atau memilikinya. Kemungkinanterdekat ialah buku tersebut tidak dicetak ulang. Terkadang yangtertera adalah 'diterbitkan pertama kali oleh PT X pada tahun Y'.Bila meresensi sebuah karya fiksi, langkah termudah adalah merangkumcerita. Di sini kita harus hati-hati agar tidak membocorkan unsurpenting, khususnya akhir (kecuali dengan peringatan sebelumnya). Jikaingin menyenggol hal ini, cukup tulis "Saya tidak menyukai penutupceritanya" atau "Akhirnya mengandung kejutan yang luar biasa".Kutipan dapat digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian yang kitasukai dalam buku, baik fiksi maupun non fiksi. Sebutkan apa yangmembuat buku tersebut enak dibaca. Kalimatnya yang mengalir?Kata-katanya yang berirama indah? Penokohannya yang kuat? Begitu jugabila kita merasa kurang menyukai buku itu. Tulis faktor penyebabnya.Plot yang bertele-tele, bahasa yang rumit, tema yang kurang tergali,banyaknya catatan kaki, pembahasan yang melompat-lompat.Ulasan dapat diakhiri dengan komentar-komentar 'ringan', antara lainpenilaian terhadap desain sampul dan daya tarik judul. Beberapaperesensi menyertakan juga biografi singkat penulis beserta hal-halyang berhubungan dengan karya yang diulas. Contohnya, seorang penuliskelahiran Belanda yang menggunakan negeri tulip itu sebagai latarnovel.Akhir kata, resep yang tak pernah lekang untuk mendukung latihanmenulis: banyak membaca.

Sejarah Fotografi


.Sejarah Fotografi Foto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande Daquerre merupakan bapak fotografi dunia (1837). Kamera Obcura merupakan kamera yang pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian memotret. Kamera Kodak (Eastmant Kodak) pertama kali ditemukan oleh Snapshooter 1888 di Amerika. Konstribusi fotografi ke dunia film pertama kali di pelopori oleh Eadward Muybridge. Flas atau lampu kilat pertama kali ditemukan oleh Harold E. Edgerton pada tahun 1938.Memotret benda-benda mati disebut dengan still life. Penemu negative film John Hendri Fox Talbot dari inggris. Negatif film tersebut di buat selama 40 detik dibawah terik matahari.2. Perbedaan Kamera Digital dengan kamera AnalogKamera digital belum mampu menangkap semua warna yang dipantulkan oleh matahari namun warna yang dihasilkan lebih kontras. Kamera digital juga kurang sensitif.kamera analog sudah hampir mampu menangkap seluruh warna yang diantulkan oleh matahari dan kamera analog juga cukup sensitive.Kamera analog merekam dengan film negative berwarna , slide flim positif dan hitam putih.Kamera digital merekam dengan pixel (picture element / elemen dasar dari film)3.Teknologi RekamØ Analog: Menggunakan media film seluloid melalui poses kimiaØ Instan : Menggunakan kertas cetak langsung jadi Ø Digital : Menggunakaan sensor peka cahaya dengan proses elektronik4.Distorsiv Normalv Barrelv Pincushion5. Alat dan perlengkapan Fotografi§ KAMERADibagi dalam beberapa jenis antara lain:a. Manual SLRb. Automatic SLR (ada auto focus tapi menggunakan baterai)c. Basic Compactd. Advanced Compacte. Waterproof Camera (kamera yang bisa dipakai didalam air hanya sampai kedalaman 5 meter).f. Underwater Camera(kamera yang bisa dipakai didalam air sampai kedalaman diatas 5 meter dan di lengkapi dengan Flas).g. Wide-View Camerah. Anoramic Camera i. Large Format Camera j. Kamera ilusi ( kamera yang dapat menangkap mahluk halus)Ragam Jenis Kamera1.Menurut cara bidiknyaView Finder Camera ( Range Finder Camera ) atau biasa disebut dengan lamera poket / instamatic.Single Lens Reflex ( SLR ), Twin Lens Reflex ( TLR ), View Camera.2. Menurut Format Filmnya Ukuran 135 mm ( Roll Film )Ukuran 120 mm / 220 mm ( Roll Film )Ukuran 4 x 5 inch ( Sheet Film )Ukuran 8 x 10 inch ( Sheet Film )3. Menurut ukuran gambarnyaKamera 35 mm = 24 x 36 mmKamera Larga Format = 6 x 4.5 inch dan 8 x 10 inchKamera medium format = 6 x 4,5 cm ; 6 x 6 cm ; 6 x 7 cm ; 6 x 9 cm ; 6 x 12 cm4. Menurut Teknologi Sistem Perekaman§ LENSADibagi dalam beberapa jenis antara lain:1.Lensa Fix ( Focal Length Tetap )Standart lens / Normal lens ( Focal Lengthnya 50 mm)Wide Angle lens ( Focal lengthnya dibawah 50mm ) mempunyai cakupan yang cukup besar/luas.Long Focus Lens / Tele lens ( Focal lengthnya diatas 50 mm).2.Zoom Lens (Focal Length Variabel)Lensa yang dapat berubah dari zoom lens ke wide lens / tele lens.3.Wide Angle Zoom ( 21-35 mm )4.Telephoto Zoom ( diatas 50 mm dari 75 mm dst )5.Lensa SpesialMacro Lens Telephoto LensFeace EyeShift Lens6.Mirror Lens§ Flas, Light Meter ( eksposur meter, cara mengukur cahaya)§ Filter ( Filter koreksi dan filter kreatif )§ Assesori ( alat penunjang kamera )KLASIFIKASI LENSA 35 MM^ Focal Length Tetap disebut Fix Lens^ Focal Length Variabel disebut Zoom Lens6.PENCAHAYAANPhotography Treangle ( Bryan Patterson )A. ASA ( Asosiation Standart America )ASA / ISO / DIN / JIS=25;50; 100;200; 400;800Semakin tinggi ASAnya semakin peka terhadap cahayaB.Speed Shulter ( kecepatan ) terdiri atas:4 sec; 2 sec ; 1 sec ; ½ sec ; ¼ sc; 1/8 sec ; 1/5 sec; 1/30 sec ; 1/60 sec; 1/ 125 sec ; 1/ 250 sec ; 1/ 500 sec ; 1/ 1000 sec ; 1/ 2000 sec ;C. Aparture ( Pembukaan Diafragma ) terdri atas:f/1.4 ; f/ 2.8 ; f/5.5 ; f/8 ; f/11; f/16; f/22; f/32; f/45;f/64; f/907.APLIKASI TEKNIK FOTOGRAFI FAVORITAuto Focus ( tanpa focus )Selective Focus ( focus terpili )Menajamkan pada objek-objek tertentu dengan menggunakan objek tertentu.Freezing ( teknik membekukan gerak dengan menggunakan sped yang tinggi ).Blur ( teknik untuk merekam kesan gerak dengan menggunakan speed yang lambat)Panning ( tergantung dari objek dan subjeknya )Zooming ( memakai lensa zoom )SiluetBulb

Dasar-Dasar Akting

Tulisan ini untuk yang mau belajar acting, sengaja ditulis sangat sederhana dengan maksud agar mudah dipelajari oleh orang awam sekalipun. Terutama buat yang tengah produksi di Cirebon sana. Moga yang sedikit ini bisa bermanfaat buat para aktornya.
Untuk memainkan peran dengan baik anda harus bersikap pasrah menerima serta mencintai peran tersebut tidak boleh ada penolakan dalam hati apalagi membencinya, karena ketika anda membenci peran yang akan dimainkan, maka akan timbul jarak antara anda dengan peran itu, akibatnya anda akan bermain buruk, tidak hidup.Perlu anda ketahui bahwa akting adalah bagaimana kewajiban kita dapat menghidupkan sebuah peran.
Peran yang asalnya mati yang Cuma bisa dibaca dari sebuah scenario, harus anda hidupkan layaknya manusia seutuhnya yang mempunyai bentuk tubuh, gerakan, gerak-gerik, ekpresi wajah, vocal, pikiran serta perasaan.
Akting yang baik tidak akan datang begitu saja pada seorang aktor, apalagi pada actor yang malas yang hanya menunggu kesempatan.
Akting yang baik dan prima akan menghampiri actor-aktor yang mau kerja keras, latihan dan disiplin, tidak ada kata ” nganggur “ bagi seorang aktor, karena setiap waktu luang akan dipergunakan untuk latihan,observasi, membaca, menonton atau mendiskusikan sesuatu yang berhubungan dengan seni peran.
Untuk menjadi seorang actor yang handal pastilah diperlukan modal, seorang Pelukis modalnya adalah cat, kuas dan kavas.
Modal seorang actor adalah seluruh perangkat yang ada pada tubuhnya yaitu pikiran, perasaan, vocal (suara) dan tubuhnya. Modal inilah yang harus kita latih secara terus tanpa berhenti.
PIKIRAN mencakup :
Konsentrasi
Imajinasi
Ingatan emosi,
Observasi pengamatan,
Motivasi,
Penafsiran scenario ; Peran
PERASAAN mencakup :
Emosi
Penghayatan.
VOCAL mencakup :
Artikulasi
Intonasi.
TUBUH mencakup :
Pemanasan,
Eksplorasi,
Singkronisasi.
Modal tersebut diatas tidak akan berarti apa-apa, apabila anda tidak melatihnya secara terus menerus dan berkesinambungan. Untuk melatihnya tidak perlu waktu atau tempat yang khusus. Anda bisa melakukannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya anda mau melatih :
KONSENTRASI : Bacalah berita disurat kabar atau menonton sinetron di televisi atau menonton film di bioskop kemudian ceritakanlah kembali secara rinci berita atau apa yang telah anda baca atau tonton tersebut, atau kalau kita sedang makan rasakanlah makanan yang dimakan, asinnya, manisnya, pedasnya dlsb, dan jangan makan sambil baca Koran karena konsentrasi anda akan terpecah antara rasa makanan dan berita di Koran.
IMAJINASI : Anda mungkin pernah melihat anak kecil main mobil – mobilan, atau main rumah-rumahan,mungkin anda sendiri pernah melakukannya, anak kecil itu sedang sedang menggunakan imajinasinya !. Cobalah latih imajinasi anda dengan kegiatan yang disesuai kan dengan usia anda misalnya apa yang anda lakukan kalau anda menjadi bintang film terkenal, atau profesi lainnya.
INGATAN EMOSI : Ingatlah secara detail kejadian-kejadian yang telah anda alami, baik yang menyedihkan atau yang menyenangkan atau menjengkelkan/menyebalkan dlsb.
Mungkin anda pernah mengalami patah hati, cobalah ingat kembali apa yang pernah anda lakukan, katakan dan anda rasakan atau cob lah ingat wajah ibu/ayah anda apa yang anda rasakan.
OBSERVASI/PENGAMATAN : Salah satu tugas kita yang penting lainnya apabila anda ingin menjadi seorang actor adalah observasi
Sebagai seorang actor yang kerjanya memerankan berbagai macam karakter manusia tentunya observasi ini menjadi sangat penting.
Bagaimana kita bisa memerankan seorang tokoh terkena penyakit aids apabila anda sendiri tidak tahu seperti apa penyakit itu apabila menyerang manusia. Observasi bisakita lakukan secara langsung dengan obyek yang akan kita amati maupun secara tidak langsung misalnya dengan membaca, menonton televisi atau menonton film tentang objek yang akan kita pelajari.
Observasi bias kita lakukan setiap hari mulai dari lingkungan terdekat misalnya mengamati tukang sayur, Pengemis, tukang rokok atau tetangga yang konglomerat. Tegur dan ngobrolah dengan mereka, tanyalah berapa penghasilannya, anaknya berapa, bagaimana bisa menghidupi keluarganya dengan penghasilannya.
Amati pula gerakannya, gerak-geriknya, cara dia berjalan, cara dia berpakaian, cara bicaranya, dlsb.
Semakin banyak manusia yang anda amati akan semakin mudah anda memasuki sebuah peran, pergilah kerumah sakit dan duduklah di UGD, maka anda akan banyak sekali melihat berbagai macam karakter, ada yang menangis, ada yang histeris, ada yang Cuma bengong, ada yang kebingungan, dlsb.
MOTIVASI : Setiap gerakan dari tubuh kita pastilah berawal dari motivasi, apabila lapar pasti anda akan bergerak/berjalan kedapur untuk mencari makanan yang bisa dimakan, apabila sedang berjalan -jalan di Mall kemudian melihat baju yang anda senangi, pastilah anda akan mendekati baju tsb untuk menyentuh lalu mencobanya. Begitu juga jika anda membenci seseorang pastilah anda akan men jauhi orang itu.
Jadi setiap gerakan ataupun gerak gerik yang ada dalam adegan sebuah sinetron pastilah mempunyai motivasi.
PENAFSIRAN SCENARIO : Setelah mendapatkan scenario dari Sutradara janganlah langsung dihafal, tapi bacalah berulang-ulang sampai anda mengerti benar isi ceritanya, setelah itu bacalah adegan demi adegan sampai anda mengerti maksud dari adegan itu, tahap terahir baru menghafalnya.
Apabila anda tidak mengerti konsultasikan dengan sutradara, anda tidak usah malu bertanya pada sutradara karena sudah menjadi tugas sutradara untuk membuat pemainnya mengerti apa yang akan di mainkannya. Bekerjasama / kerja kolektif adalah inti dari produk si sebuah sinetron.
EMOSI : Seorang aktor haruslah peka emosinya, setelah anda memutuskan untuk menjadi seorang actor, sifat ” cuek ” atau sikap tidak perduli harus anda tinggalkan.
Mulai sekarang latihlah emosi anda setiap hari sehingga menjadi benar-benar peka. Bukankah kita akan memainkan berbagai macam emosi ?.
Cobalah rasakan apa yang dirasakan orang lain, misalnya ketika me lihat pengemis bagaimana kalau anda menjadi pengemis itu apa yang anda rasakan ?, atau anda melihat orang tua meninggal tertabrak bis kota, bagaimana kalau dia itu adalah orang tua anda ?
Emosi adalah inti dari acting, kalau anda berakting tanpa emosi anda akan seperti robot.
PENGHAYATAN : Adalah perpaduan dari kesemua unsur-unsur diatas, umpama semangkok bakso yang terbuat dari berbagai bum bu yang disatukan menjadi suatu hidangan yang lezat untuk dimakan, namun apabila bumbu tersebut ada yang kurang misalnya kurang garam, maka bakso tersebut akan terasa hambar.
Begitu juga dengan acting, apabila salah satu unsur diatas ada yang kurang maka acting anda akan kurang sempurna akan terlihat dibuat-buat, over acting atau datar tanpa ekpresi.
Setelah kita membahas unsur-unsur ” dalam ” sekarang kita akan membahas unsur ” luar ” yaitu vocal dan tubuh kita mulai dengan :
VOKAL :
ARTIKULASI : Seorang aktor ketika berakting haruslah mempunyai suara yang jelas terdengar agar bisa menyampaikan pesan yang ada dalam scenario.
Kita sering melihat banyak pemain sinetron yang bicaranya terlalu cepat, tidak jelas, akhirnya penonton tidak mengerti apa yang di ucapkan si actor, kalau sudah begitu bersiaplah untuk tidak ada yang menonton, sia-sialah hasil kerja keras kita.
Untuk melatihnya bacalah buku atau surat kabar ucapkanlah perlahan-lahan, lambat dan usahakan mengucapkan kata demi kata se cara jelas, jangan terlalu cepat temponya lambat saja yang penting terdengar dengan jelas sejelas-jelasnya, teruslah berlatih dan jangan ragu-ragu untuk membuka mulut anda.
INTONASI : Anda mungkin pernah menonton sinetron dimana salah satu aktornya bersuara datar monoton seperti robot, sangat membosankan !.
Itu disebabkan karena ketika si aktor mengucapkan dialog tidak menggunakan emosi, hanya sekedar mengucapkan kalimat hafalan.
Ketika anda mengucapkan dialog, isilah dengan emosi sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam scenario.
Contohnya : Anda mengucapkan dialog dalam keadaan sedih tentu lah akan berbeda dengan keadaan gembira.
Unsur ” luar ” lainnya adalah TUBUH.
Tubuh anda harus diolah sedemikian rupa sehingga siap untuk me merankan tokoh apapun juga.
Kita sering melihat actor laga terlihat kaku ketika dia main dalam sinetron drama atau kita juga pernah melihat seorang actor begitu kaku, begitu tidak enak dipandang karena bahunya selalu naik dua-duanya atau sebelah, dlsb.
PEMANASAN : Gerakanlah tubuh anda mulai dari ujung kaki sam pai ujung kepala sepertilazimnya pemanasan olahraga.
EKPLORASI : Gerakanlah tubuh anda sebebas bebasnya, carilah gerakan yang tidak biasa/yang jarang atau tidak pernah dilakukan.
SINKRONISASI GERAKAN DENGAN UCAPAN : Sinkronisasikan antara ucapan dengan gerakan anda. Seringkali ki ta melihat seorang pemain terlalu banyak gerakannya sehingga ba nyak gerakan yang sia-sia tidak efisien atau sebaliknya banyak pe main yang terlalu sedikit gerakannya sehingga kaku seperti patung. Banyak juga pemain yang suka memasukan tangannya kedalam saku celananya atau selama adegan berlangsung tangannya hanya dilipat diatas dada tidak perduli adegannya sedang marah atau gembira.
Banyak sekali gerakan yang harus kita pilih,
contohnya : Seorang pemain sedang melakukan adegan marah, gera kan pemain itu bisamemukul meja, meremas baju, bias mengatup kan graham, bisa menjambak-jambak rambutnya sendiri, dlsb.
Anda harus memilih salah satu gerakan lalu memasukannya keda lam acting anda, sehingga menjadi sesuai antara gerakan dengan kalimat yang anda ucapkan.
Seringkali seseorang yang memerankan tokoh pada sebuah pertunjukan pentas teater mendapat kritikan karena permainannya dianggap jelek. Sebenarnya apa saja yang harus dipelajari dan diketahui oleh seseorang sebelum memerankan tokoh karakter di dalam peran. Hakikat seni peran adalah adalah meyakinkan penonton bahwa apa yang tengah dilakukan aktor itu benar dan sudah cukup. Intinya sekali lagi pemain dalam permainan harus mampu meyakinkan penonton.
Alat modal akting aktor adalah tubuh (raga) dan sukma (rasa), itulah yang seharusnya terus menerus diasah dan dilatih agar siap dalam menghadapi, menggali serta memainkan peran. Untuk itu ada beberapa langkah dan tahapan yang harus diperhatikan, sebagai berikut :
3 LANGKAH MENUJU SIAP RAGA (TUBUH)
1. Melatih kelenturan otot-otot anggota tubuh.Leher, mata, mulut (expresi)’ Tangan (jari-jari, pergelangan, lengan, bahu) Kaki (pergelangan lutut, tungkai, langkah)
2. Melatih pernafasan.Bernafas dengan benar Terkontrol Pemupukan energi kreatif
3. Membaca dan mengeja huruf.Membaca (kejelasan kata & suku kata) Mengeja (huruf hidup & huruf mati)
4 LANGKAH MENUJU PENCIPTAAN
Melatih suara/vocal (eja – baca – paham – arah – rasa – cipta)
Mengasah daya pencapaian (artikulasi)
Memahami pengertian “suratan dan siratan”
Memperjkaya daya kehadiran
4 LANGKAH MENUJU TAHU & MENGERTI (MEMAHAMI)
Mengetahui, mempelajari & memahami sejarah teater dan budaya.
Menyerap pengetahuan umum.
Presentasi (mengasah daya ungkap.
Mengasah kemampuan, menganalisa dan menyimpulkan.
6 LANGKAH MENUJU SIAP SUKMA (RASA)
Konsentrasi dan fokus.
Observasi dan penyerapan (lingkungan – suasana – waktu)
Imajinasi (lingkungan – benda – suasana – waktu – peristiwa – kenangan)
Penghayatan (bentuk – irama – ritme – tempo – rasa)
Improvisasi (pemahaman – berkisah dengan cara berbeda)
Pembangunan karakter peranan (analisa – pengadeganan – jalinan – latar belakang – motivasi)
Jika langkah-langkah itu sudah dijalankan tapi masih juga ada hambatan, maka hal itu bisa terjadi karena kurang latihan, kutrang memahami, kurang konsentrasi, kurang energi, kurang motivasi. Apabila langkah-langkah diatas dianggap terlalu kompleks dan rumit, terutama lantaran harus disampaikan dalam bahasa yang sangat sederhana, maka cukup diambil langkah sederhana sebagai berikut :
Calon aktor harus melatih seluruh anggota tubuhnya.
Calon aktor harus tekun melatih kepekaan dan kemampuan daya ingat, konsentrasi, pengamatan imajinasi, serta ekspresi.
Calon aktor harus rendah hati, disiplin, terbuka, punya tanggung jawab, menghargai orang lain, dan jujur.
Calon aktor tidak bosan belajar.
Calon aktor harus banyak membaca, mendengar dan melihat.
LANGKAH-LANGKAH DASAR AKTING
Latihan akting atau menjadi peran dapat membentuk aktor sebagai impersonator, interpretator, komentator, dan sebagai personality actor.
Sebagai Impersonator, aktor menyerahkan diri sepenuhnya memasuki peran.
Sebagai Interpretator, aktor tidak sepenuhnya memasuki perasn yang dibawakan tetapi identitas dirinya masih terlihat.
Sebagai Personality actor, yang kita dapatkan dalam televisi.
Bidang Akting
Ada 3 bidang akting yang harus digarap dalam latihan, yaitu :
Teknik fisik (latihan pernafasan, vocal, proyeksi atau penonjolan).
Teknik mental (latihan watak karakter, menganalisa dari berbagai sudut).
Teknik emosi (latihan menhadirkan emosi sesuai dengan tuntutan peran).
Aktor harus mampu memerintah. Memerintah badan, suara, emosi, dan semua situasi dramatik. Ia harus mampu membantu dan mengontrol karakter, apakah gerak tubuhnya dan suaranya sudah efektif, enak didengar, dan ditonton ? Tubuh aktor harus terkoordinasi secara baik mulai perpindahan (movement) harus dilaksanakan secara anggun, posisi tubuh (gesture) harus mampu memberikan penguatan bagi suaranya. Semuia itu dilakukan oleh aktor secara jelas, logis, menarik, bertujuan dan benar. Seorang aktor harus berusaha menciptakan kreasi sendiri.
Oleh sebab itu sejak muncul pertama di pentas akting, pemain hendaknya terarah dan tidak berlebihan. Pengaruh musik bharus dihayati secara seksama dan ekspresinya tampak dari mimik/muka pemain serasa tidak tegang. Setiap aktor harus berusaha mengendalikan aktingnya, artinya semua gerakannya beralasan dan tidak berlebihan. Dalam hal akting pemain memberi porsi besar agar akting bisa memberikan sugesti kepada penonton dan aktingnya bisa meyakinkan ketika membawakan peran.
Sumber/referensi dari :
1. Buku drama TEORI & PENGAJARANNYAProf. Dr. Herman J. Waluyo (2003)
2. MENYENTUH TEATERN. Riantiarno (2003)

Jenis-jenis komunikasi nonverbal


Komunikasi objek

Seorang polisi menggunakan seragam. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi objek.
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality
Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.[
Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari
Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.[
Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal
Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya

Komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.

Senin, 15 Juni 2009

KETRAMPILAN KOMUNIKASI ANTARPERSONAL


Apakah kita termasuk orang yang kalau berkomunikasi dengan orang lain suka ngelantur atau ngawur ?.Ciri-ciri orang yang seperti itu gampang dilihat. Yakni mereka yang diumpamakan selalu senang membuka mulutnya lalu diisi kedua belah kakinya sampai-sampai kalau ngomong tidak beraturan, atau tidak bermakna. Selain itu dicirikan pula oleh perilaku yang gemar ngomong tanpa tema pembicaraan yang jelas, bicara tidak kenal waktu, dan pada orang yang tidak tepat. Orang seperti itu dikelompokan sebagai mereka yang tidak memiliki ketrampilan komunikasi antarpersonal (KKAP).

Mereka yang piawai dalam KKAP biasanya dicirikan oleh kemampuannya dalam mengarahkan, memotivasi, dan bekerjasama secara efektif dengan orang lain. Selain itu mampu memahami pemikiran orang lain dengan jelas. Semuanya berbasis pada kesadaran diri. Jadi orang seperti itu, sebelum mampu memahami orang lain, seharusnya mampu memahami dirinya, perasaannya, keyakinannya, nilai pribadinya, sikap, persepsi tentang lingkungan, dan motivasi untuk memperoleh sesuatu yang patut dikerjakannya. Hal demikian membantunya untuk menerima kenyataan bahwa tiap orang adalah berbeda dalam hal ketrampilan dan kemampuan, keyakinan, nilai, dan keinginannya.

Dalam implementasinya, KKAP harus merupakan bagian dari kehidupan pribadi dan sosial seseorang secara bersinambung. KKAP diumpamakan tidak ubahnya sebagai potensi proses pernapasan selama orang itu hidup. Atau sebagai perilaku yang hadir secara otomatis dalam kehidupan. Dengan kata lain seharusnya KKAP tidak timbul tenggelam hanya ketika dibutuhkan saja.

Dalam penelitiannya, Karpin Committee (1995) menyimpulkan bahwa para manajer diAustralia membutuhkan pengembangan KKAP yang lebih banyak lagi. Komite itu menemukan bahwa KKAP merupakan unsur yang paling esensial dari keberhasilan seorang manajer.
Dalam hal ini Kris Cole (2005) merinci inti dari KKAP meliputi:
(1). Komunikasi yang jelas. Gagasan cemerlang dan instruksi-instruksi penting dari seorang manajer menjadi percuma kalau tidak dipahami orang lain. Sementara itu lebih dari 75 persen waktu para manajer dialokasikan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Karena itu KKAP menjadi sangat penting.
(2). Asertiv dan empati. Manajer bekerja dengan dan atau melalui orang lain. Jadi setiap pernyataannya harus mudah dipahami dan dimengerti orang lain seperti juga dia mampu melihat sesuatu dari pikiran atau pandangan orang lain tersebut.
(3). Integritas. Cirri-ciri orang yang memiliki KKAP biasanya bekerja dengan jujur dan menghargai orang lain, yang berpegang pada etika, dan sistem nilai. Para manajer dengan integritas tinggi melakukan sesuatu sejalan dengan yang mereka katakan. Satunya kata dengan perbuatan, menghindari kecurangan, dan membangun kejujuran. ”Say what they mean and mean what they say”.Para subordinasi umumnya percaya dengan sifat manajer yang mampu bekerja dengan benar dan akan mengikuti apa yang diarahkan oleh manajer tersebut.
(4). Mendorong dan memotivasi. Kemampuan manajer dalam mendorong dan memotivasi serta meningkatkan spirit orang lain dalam mencapai hasil terbaik. Sesuatu yang terbaik adalah aset yang tinggi nilainya.
(5). Respek pada orang lain. Manajer yang efektif adalah seseorang yang tidak lalai menghormati orang lain dalam hal perasaan, gagasan, aspirasi, dan kontribusi untuk organisasi dan luar organisasi.
(6). Mampu sebagai pemain tim dan bekerjasama secara efektif. Manajer efektif adalah seseorang yang mampu bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif di dalam organisasi ( manajer lainnya, tim kerja, dan departemen lainnya) dan luar organisasi (publik, pemasok, kontraktor, pekerja musiman, dan pelanggan).
Sumber adaptasi: Kris Cole, 2005, Management, Theory and Practice. Pearson Education.Australia.

SEMBILAN PRINSIP JURNALISME


1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran
demokrasi tergantung pada warga yang mendapatkan fakta yang akurat dan terpercaya yang di letakkan pada sebuah konteks yang tetap dan memiliki makna. jurnalisme bukan mengejar kebenaran dalam pengertian yang absolute atau filosofis, tetapi bisa-dan harus-mngejar kebenaran dlam pengertian yang prakti. kebenaran jurnalistik adalah suatu proses yang di mulai dengan disiplin profesional dalam pengumpulan dan verifikasi fakta, wartawa kemudian berusaha menyampaikan makana tersebut dalam sebuah laporan yang adil dan terpercaya, berlaku untuk saat ini dan dapat menjadi bahan in vestigasi lanjutan.
2. Loyalitas pertam jurnalisme adalah kepada warga masyarakat
Bila wartawan harus menyediakan berita tanpa rasa takut atau memihak, maka mereka harus memelihara kesetian kepada warga masyarakat dan kepentingan publik yang lebih luas diatas yang lainya. prioritas kepercayaan kepada masyarakat merupakan kepercayaan sebuah organisasi.
3. Inti jurnalisme adalah disiplin untuk melakukan verivikasi
wartawan mengandalkan diri pada disiplin profesional untuk memverifikasikan informasi
4. Para wartawan harus memiliki kebebasan dari sumber yang mereka liput.
kebebasan adalah syarat dasar dari jurnalisme. ia menjadi landasan dario keprcayaan . kebebasan jiwa dan pikiran -bukan hanya netralitas-adalah prinsip yang harus dijaga oleh wartawan
5. Wartawn harus menemban tugas sebagai pemantau yang bebas terhadap kekuasan
prinsip ini menekankan petingnya peran penjaga-wachdog. sebahgai wartawan.kita wajib melindungi kebebasan peran jaga ini dengan tidak merendahkanya,misalnya dengan menggunakanya secara sembarangan atau mngeksplotasikan untuk keuntungan komersia.
6. Jurnalisme harus menyediakan forum untuk kritik dan komentar publik
diskusi publik ini bisa melayani masyarakat dengan baik jika mereka mendapatkan informasi berdasarkan fakta dan bukan atas dasar prasangka ataau dugaan2selain itu, berbagai pandangan m,asyarakat harus terwakili dengan baik
7. Jurnalisme harus berusaha membuat yang penting menjadi menarik dan relevan
jurnalisme adalah pencerita dengan suatu tujuan, karena itu jurnalisme harus berbuat lebih dari sekedar mengumpulkan audienceatau membuat daftar penting
8.Wartawan harus menjaga agar berita itu proposional dan komprehensif
prinsip disini adlh" jurnalisme adlh suatu bentuk dari kartografi ia menciptakan sebuah peta bagi warga masyarakatnya guna menentukan arah hidupnya. menjaga berita agar proporsional dan tidak menghilangkan hal-hal yang penting adalah dasar dari kebenaran.
9. Wartawan itu memiliki kewajiban utama terhadap suara hatinya
setiap wartawan harus memiliki rasa etik dan tanggung jawab-sebuah kompas moral. kita harus mau, biala rasa keadilan dan akurasi mewajibkan, untuk menyuarakan perbedaan dengan rekan-rekan kita, apakan itu di ruang redaksi atau dikantor eksekutif

CIRI-CIRI JURNALISME 3


BERUBAH
jurnalisme itu mendorong perubahan.
dalam pengertian yang luas, jurnalisme itu mendorong terjadinya perubahan,perubahan memang hukum utama jurnalisme. DEDRA GERSH HERNANDEZ, dalam makalahnya berjudul"ADVICE FOR THE FUTURE" yang disampaikan pada seminar API (American Press Institute),mengatakan bahwa satu-satunya yang pasti dan tdak berubah yang di hadapi industri surat kabar masa depan adalah justru ketidak pastian dan perubahan. dalam perjalanan sejarahnya, surat kabar itu akan selalu mendapat dampak dari perubahan yang terjadi di masyrakat dan dalam teknologi.
Theodere Jay Gordon mengatakan ada empat daya atau kekuatan yang mengubah dunia jurnalistik yaitu:
1. Munculnya abat komputer dan dominasi elektronika
2. Globalisasi dari komunikasi, dimana geografi menjadi kurang penting
3. Perubahan demografi,terutama peertumbuhan penduduk semakin meningkat
4. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat

CIRI-CIRI JURNALISME 2

Bertindak, action, adalah corak kerja wartawa.
wartawan tidak menunggu samapi pristiwa itu muncul, tetapi ia akan mencari dan mengamati dengan ketanjaman naluru seorang wartawan. peristiwa tidak terjadi diruang redaksi. ia akan terjadi diluar. karena itu, yang terbaik bagai wartawan adalah terjun langsung ketempat kejadian sebagai pengamat pertama

CIRI-CIRI JURNALISME


sekiptis adalah ciri khas jurnalisme
Tom Friedmen dari New York Times mengatakan bahawah skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima,dan memwaspadai segala kepastian agar tidak mudah ditipu,. setiap orang yang skeptis akan berkata:"saya kira itu tidak benar. saya akan mengeceknya." lain halnya dengan sikap sinis. orang yang sinis selalu merasa mempunyai jawaban mengenai seseorang atau peristiwa yang di hadapinya. ia akan berkata "saya yakin itu tidak benar. itu tidak mungkin. saya menolaknya" jadi inti dari sikap skeptis adalah keragun, sedangkan inti dari sikap sinis adalah ketidakpercayaanuntk menolak sikap sinis kita harus naluri skeptis yang kuat